Saham

IHSG Menguat Didukung Energi Rekomendasi Saham Menarik Hari Ini

IHSG Menguat Didukung Energi Rekomendasi Saham Menarik Hari Ini
IHSG Menguat Didukung Energi Rekomendasi Saham Menarik Hari Ini

JAKARTA - Awal pekan perdagangan pasar modal ditutup dengan sentimen yang lebih konstruktif. 

Indeks Harga Saham Gabungan kembali bergerak di zona hijau setelah sempat mengalami tekanan pada sesi sebelumnya. Penguatan ini memberi sinyal bahwa minat beli investor mulai kembali muncul.

Kondisi pasar yang membaik tercermin dari dominasi saham berkapitalisasi besar serta sektor tertentu yang mencatatkan kenaikan solid. Selain itu, aktivitas investor asing juga memberikan dukungan signifikan terhadap laju indeks. Situasi ini membuka ruang bagi peluang cuan di sejumlah saham pilihan.

Berikut ulasan pergerakan IHSG, dinamika sektoral, serta sejumlah emiten yang dinilai menarik untuk dicermati pada perdagangan selanjutnya.

Pergerakan Indeks Kembali Positif

Indeks Harga Saham Gabungan menutup perdagangan Senin, 23 Desember 2025 di zona positif. IHSG tercatat naik 0,42% dan berakhir di level 8.645,84. Kenaikan ini mengakhiri tekanan yang sempat membayangi pasar.

Penguatan indeks didukung oleh pergerakan sejumlah saham berkapitalisasi besar. Saham-saham tersebut kembali menjadi motor penggerak utama IHSG di tengah fluktuasi pasar global.

Sektor energi turut berperan penting dalam menopang penguatan indeks. Lonjakan harga beberapa saham di sektor ini berhasil menahan tekanan dari sektor lain yang masih melemah.

Sentimen positif juga tercermin dari stabilnya pergerakan indeks sepanjang sesi perdagangan. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor yang mulai pulih terhadap prospek pasar saham domestik.

Saham Penggerak dan Penahan Indeks

Sejumlah saham mencatatkan kenaikan signifikan dan menjadi penopang utama IHSG. Saham BUMI melonjak 14,53% dan menjadi salah satu kontributor terbesar terhadap penguatan indeks.

Selain itu, saham BBCA menguat 1,55% dan turut memberikan dukungan stabil bagi IHSG. Saham FILM juga mencatatkan kenaikan tajam sebesar 9,89% dan menarik perhatian pelaku pasar.

Di sisi lain, terdapat saham-saham yang menahan laju penguatan indeks. Saham DCII tercatat turun 3,74% dan memberikan tekanan terhadap IHSG.

Saham BMRI juga melemah 1,45%, sementara BRPT terkoreksi 1,99%. Tekanan dari saham-saham tersebut membatasi penguatan indeks agar tidak bergerak lebih agresif.

Meski demikian, dominasi saham yang menguat masih mampu menjaga IHSG tetap berada di zona hijau hingga penutupan perdagangan.

Aktivitas Investor dan Dinamika Sektor

Dari sisi aktivitas investor, pelaku pasar asing mencatatkan beli bersih yang cukup besar. Di pasar reguler, asing membukukan net buy sebesar Rp779,51 miliar.

Jika dihitung di seluruh pasar, nilai beli bersih investor asing mencapai Rp1,34 triliun. Angka ini mencerminkan kepercayaan asing terhadap pasar saham Indonesia.

Secara sektoral, enam dari sebelas sektor berakhir menguat pada perdagangan hari tersebut. Hal ini menunjukkan penguatan yang cukup merata di berbagai lini industri.

Sektor energi menjadi sektor dengan kinerja paling kuat, mencatatkan kenaikan sebesar 2,50%. Kinerja ini sejalan dengan penguatan saham-saham energi berkapitalisasi besar.

Sebaliknya, sektor teknologi mengalami pelemahan terdalam dengan penurunan sebesar 2,89%. Tekanan di sektor ini menjadi salah satu faktor penahan laju indeks secara keseluruhan.

Katalis Emiten dan Peluang Saham

Dari sisi emiten, PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI) mencatatkan kabar positif. Perseroan memenangkan tender penyediaan jasa sewa armada kapal untuk proyek Genting FLNG di Teluk Bintuni, Papua Barat.

Nilai kontrak proyek tersebut diperkirakan mencapai Rp2,39 triliun. Tenor kontrak berlangsung hingga 18 tahun setelah masa persiapan armada sekitar 18 bulan.

Dalam proyek ini, ELPI akan menyediakan enam unit kapal baru. Armada tersebut terdiri dari satu Crew Boat, satu Pilot Boat, satu Offshore Support Vessel, serta tiga Multi-Purpose Tug.

Pendanaan proyek diperkirakan berasal dari kas internal dan pinjaman bank. Kondisi ini berpotensi meningkatkan liabilitas perseroan dalam jangka menengah.

Tambahan pendapatan dari penyewaan kapal diperkirakan mulai terealisasi paling cepat pada paruh kedua 2027. Terdapat peluang peningkatan margin apabila kapal dimiliki langsung oleh perseroan.

Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menetapkan pembagian dividen interim sebesar Rp100 per saham. Dividen tersebut akan dibagikan kepada sekitar 93,33 miliar saham beredar.

Total nilai dividen interim diperkirakan mencapai Rp9,00–9,32 triliun. Kebijakan ini merepresentasikan rasio pembagian dividen sekitar 22,5% dari laba bersih sembilan bulan 2025.

Laba bersih BMRI hingga periode tersebut tercatat sebesar Rp41,37 triliun. Per September 2025, perseroan memiliki saldo laba ditahan sebesar Rp214,27 triliun.

Pembagian dividen interim ini ditopang oleh kinerja keuangan yang solid. Kredit BMRI tumbuh menjadi Rp1.450 triliun atau naik 13,10% secara tahunan.

Dana pihak ketiga juga meningkat menjadi Rp1.580 triliun atau tumbuh 15,90% secara tahunan. Rasio kredit terhadap simpanan tetap terjaga di kisaran 91%.

Jadwal cum dividen di pasar reguler dan negosiasi ditetapkan pada 5 Januari 2026. Sementara itu, pembayaran dividen direncanakan berlangsung pada 14 Januari 2026.

Dengan berbagai katalis tersebut, pergerakan IHSG ke depan masih berpotensi berlanjut positif. Investor dapat mencermati saham-saham yang didukung kinerja fundamental dan sentimen positif pasar.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index